Selasa, 23 November 2010

Teknik PARENTING untuk Mengantisipasi Anak Tersesat


Anak bisa saja lepas dari pengawasan kita dan tersesat. Apa yang perlu kita lakukan untuk mengantisipasi kondisi ini?

Dalam menjalankan mengasuh dan mendidik anak, di RuMAH PARENTING, kami memakai teknik PARENTING. Berikut akan diuraikan langkahnya satu persatu:

P, yaitu kita memakai pengasuhan anak yang benar

A (Anak adalah Anugerah)

Pada langkah ini kita meluruskan kembali persepsi kita bahwa Anak yang suka berkeliaran, menjauh dari orang tuanya adalah anak yang sedang belajar, mengeksplorasi sekitarnya. Kita tidak perlu berpikir memarahi mereka karena ini, seharusnya kita anggap sebagai moment berharga bagi kita untuk mengajari mereka tentang berbagai hal untuk bekal si anak di masa depan. Dalam artikel ini kita akan menanamkan tentang nilai kehati-hatian, bagaimana menyelesaikan masalah bila mereka tersesat. Agar penanaman materi ini efektif, maka langkah-langkah selanjutnya perlu dilaksanakan dengan baik.

R (Redam kemarahan pada anak)

Jika dalam perjalanan ke sebuah mall, tiba-tiba anak menghilang. Beberapa orang tua ketika akhirnya berhasil bertemu si anak langsung_dengan maksud sayang_memarahi si anak “Kamu kenapa tadi tidak dekat-dekat bunda? Tuh kan jadinya tersesat. Lain kali gak boleh begitu. Kamu membuat bunda khawatir. Bagaimana kalau ada yang menculik kamu?”

Coba kita lihat bersama bagaimana kondisi kedua belah pihak (ibu dan anak). Si anak pasti merasa sedih dan ketakutan ketika tersesat. Dia belum tahu bahwa di sebuah mall, dia harus benar-benar selalu dekat dengan ibunya. Dia selalu merasa ibunya pasti akan mencarinya bila dia hilang seperti biasanya. Anak-anak, dunianya masih terfokus pada dirinya. Mereka belum berpikir secara holistic. Ketika dia melihat sesuatu yang menarik, dia akan mendekatinya tanpa berpikir apa itu yang namanya tersesat, apalagi penculikan dan perdagangan anak. Kata-kata tersebut tidak ada dalam kamus mereka. Ketika mereka dalam kondisi sangat terpuruk, tiba-tiba orang yang paling dia sayangi (ibu/ayah) memarahi. Betapa, sedihnya. Seharusnya kita adalah orang yang paling mendukung mereka untuk bisa menghilangkan rasa sedih dan takut karena tersesat, dan kemudian mengajarkan kepada mereka bagaimana menghindari kejadian ini di masa depan.

Kita pasti merasa khawatir dan merasa takut kehilangan anak. Tapi justru kendalikan diri kita untuk tidak memarahi anak. Memarahi anak tidaklah efektif untuk membuat anak mengerti, justru hanya akan membuat anak merasa dibenci, tidak dihargai, tidak dicintai, sehingga mereka akan semakin terpuruk dalam ketidakpercayadirian. Amarah kita akan membuat mereka takut untuk mencoba dan berkembang.

Bagi para orang tua yang masih sering marah-marah di rumah, mulailah untuk belajar mengendalikan marah. Karena untuk melaksanakan pemberian pemahaman pada langkah-langkah selanjutnya, anak perlu merasa dekat kepada orang tua sehingga mereka nyaman dan lebih mudah diarahkan. Selain itu, pemberian materi apapun pada anak memerlukan kondisi yang nyaman tanpa tekanan, rasa takut maupun rasa benci, sehingga anak dapat dengan mudah membuka pikirannya terhadap semua hal yang kita ajarkan. Ketika ini sudah dilaksanakan, maka langkah-langkah pemberian pemahaman di bawah akan sangat menyenangkan untuk dilakukan.

Pemberian pemahamanan dengan kombinasi langkah E (Empati Mendengarkan), N (Notifikasi Pembicaraan dan Tindakan), dan T (Tanamkan Energi Positif)

Ketiga langkah tersebut dikerjakan secara kombinasi. Dalam penanaman mengenai penanganan kasus “jika tersesat” ini, kita bersama coba memulai dari penanaman kosa kata dahulu. Mari kita melihat berbagai momen berharga. Dimanapun kita berada bersama anak kita adalah kesempatan untuk mengajarkan mereka berbagai hal. Misalnya, jika para bunda biasa mengajak anaknya belanja dan hanya terfokus pada apa yang akan dibeli, sekarang mari kita memanfaatkan moment belanja ini untuk mengajari anak-anak belajar tentang siapa itu satpam, polisi dan petugas keamanan lain dan kata tersesat. Kejadian nyata akan menjadi media yang efektif karena memakai banyak indera.

Beberapa skenario yang dapat laksanakan antara lain :

  1. Skenario tahu polisi

Ketika di mobil, sampaikan kepada anak-anak bahwa hari itu akan ke sebuah toko. Silakan ayah atau bunda berskenario lupa.

“Wah kemana ya, jalannya. Bunda lupa. Eh, di situ ada polisi. Tuh yang memakai baju coklat dan memakai topi. Polisi bisa membantu kita jika kita tersesat tidak tahu jalan untuk ke suatu tempat”

Silakan sengaja berhenti, kemudian turun dari mobil. Usahakan si anak di ajak keluar dari mobil. Setelah keluar dari mobil, bertanyalah pada pak polisi dengan suara jelas sehingga anak bisa mendengar,

“Pak, saya mau ke toko grosir murah. Saya tersesat. Apa bapak tahu jalan ke toko tersebut?”

Nanti polisi akan memberi tahu bunda.., dan setelah tahu ucapkan terima kasih.

Nah, di mobil silakan mengobrol dengan anak

“Wah polisi itu baik ya. Suka membantu. Kalau kita tidak tahu jalan kemana, mereka bisa membantu kita”

Ade mau jadi polisi?

  1. Skenario tahu satpam

Sesampainya di toko grosir murah atau toko besar yang lain, maka silakan ajak anak-anak untuk turun. Setelah itu silakan mulai tampak kebingungan ..

“wah, tokonya besar sekali. Bunda mau membeli kertas nasi… di sebelah mana ya? Wah supaya nanti tidak tersesat ke bagian buah-buahan kita tanya Satpam yuk…”

Silakan bergaya mencari satpam, “wah, satpamnya mana ya. Nah itu dia”

Sillakan Ajak nanda untuk melihat bunda bertanya pada satpam, “Pak Satpam, saya mencari kertas nasi. Tempatnya ada dimana ya?”

Setelah satpam menunjukkan tempat, silakan bunda mengajak anak-anak ke tempat tersebut. Dan setelah mendapatkan kertas nasi, silakan sampaikan kepada nanda, “Wah, Satpam itu baik ya. Dia bisa membantu kita ketika tersesat di toko. Di kantor besar juga. “

  1. Skenario tahu petugas keamanan lain

Ketika cerita sebelum tidur, cari buku yang gambar polisi dan satpam dari internet atau dari manapun. Silakan bercerita polisi itu apa dengan bahasa yang dimengerti anak, kemudian ulang kembali sampaikan

“Polisi itu baik, kalau kita tersesat kita bisa meminta bantuan polisi untuk menanyakan arah.’

Ulang juga tentang satpam juga bisa membantu kita bila tersesat di sebuah toko atau kantor.

Nah, kadang-kadang satpam di sebuah tempat punya seragam yang berbeda, nanti kita cari ya. Kalau satpamnya tidak berseragam seperti kemarin kita bisa bertanya kepada orang-orang yang ada di situ.

Nah, agar informasi-informasi yang didapatkan anak dapat lebih tertanam lagi, dalam acara sebelum tidur, silakan melaksanakan langkah E, N, dan T sekaligus. Silakan mulai bertanya dengan nada lembut dan penuh kasih sayang tentang apapun yang kira-kira bisa disambungkan dengan materi ini, misalnya :

“Kakak, bunda ingin tahu kemarin gimana ceritanya kakak bisa tersesat?”

Anak akan bercerita dan kita dengarkan cerita anak dengan seksama dan penuh perhatian. Suara-suara tanda kita memperhatikan “Oh”, “hmm”, “wah’ dan lain-lain perlu kita keluarkan untuk membuat anak merasakan bahwa kita memang memperhatikan mereka. Setelah mereka bercerita, baru kita berikan pemahaman sesuai dengan alur berpikir mereka. Hasil pelaksanaan skenario di atas dapat menjadi bahan untuk menerangkan, ditambah dengan buku-buku pengetahuan atau ensiklopedia anak yang ada gambar-gambar yang berhubungan dapat dijadikan media pendukung.

Dalam setiap pembicaraan, usahakan untuk menyelipkan T (tanamkan energi positif) berupa pujian yang akan mendorong anak sesuai dengan yang kita harapkan. Dalam materi ini, anak kita beri predikat anak pintar, anak pemberani, anak cerdik, dan predikat lain yang mendukung.

Setelah materi-materi yang diperlukan tersampaikan, silakan berikan latihan untuk membuat anak benar-benar paham. Untuk keamanan, jika suatu saat anak tidak mengikuti aturan keamanan yang kita sampaikan, jangan ragu untuk dengan konsisten / Istiqomah (I) melaksanakan sebuah konsekuensi, misalnya : “Adek tadi sudah berjanji akan tetap di dekat kereta barang, Bunda sudah ingatkan sampai 3 kali, sekarang adek sama ayah menunggu di tempat parkir. Lain kali adek harus penuhi janji.”

Nah, pada awal anak diterapkan peraturan keamanan dan selalu tergoda untuk selalu berkeliaran tidak aman, silakan berikan konsekuensi yang diterapkan secara istiqomah. Jika ini dilakukan maka pada anak akan tertanam kuat bahwa aturan ini sangat penting. Aturan untuk tetap berdekatan di tempat ramai adalah aturan yang harus benar-benar diikuti. Jika anak mulai merengek tidak mau menjalani konsekuensi, kuatkan diri kita, dan bawa anak menjalankan konsekuensinya.

Ada satu langkah lagi dalam PARENTING yaitu NG (meNGadakan time out ). Dalam penanaman materi ini, karena tidak ada kondisi emosi berlebihan, maka time out tidak diperlukan. Cukup dengan langkah-langkah yang sudah diuraikan di atas.

Tidak ada komentar: